Elegi elang luka


Elegi elang luka
Karya : Jundi Rohyan , Amd

Aku selalu saja tertawa dan menangis dalam rasa hambar
Sekedar mengikuti segala kebusukan alam bawah sadarku
Engkau mungkin suka berdo’a
Tapi aku tak bisa berkata apa-apa lagi
Hanya sepi dan debu bertahta
Sebagaimana perawan Maria menangisi penderitaan di qolgota
Adakah yang memahami penderitaan ini…

Lahir, bercinta dan mati
Membenci dan membunuh
Lalu apa lagi
Sgala yang hilang dan pergi haruskah dikenang lagi

Betapa aku mencintaimu kekasih
Menjelang malam termenung sendiri dikeluasan sepi alam raya
Langit kosong…
Bukankah yang pergi dan mati tak bakal kembali..?

Inikah ganjaran terlalu mencintai manusia dan kehidupan

Aku ingin memiliki rumah, seperti ikan di karang-karang tajam
Seperti elang dalam badai mematikan
Sekedar mengistirahatkan luka,
Walau kutahu tak akan menyembuhkan

Jangan menangis, aku mencintaimu kekasih
Walau dalam keresahan dan kegelisahan hidupku
Sekarang sepi dan gelisah sendiri
Meracuni urat syarafku
Walau tak mengerti apa-apa aku ingin keluar dari diriku sendiri
Dan biarkanlah elang kesepian ini terbang sendiri
Membawa lukanya
Jangan tangisi kepergiannya, karena air mata
Hanya akan membuat tubuhnya menggigil semakin luka

Betapa aku mencintaimu

Ternyata hari masih pagi, terlalu pagi
Hingga mentari tak pernah meninggi




Jangan menangis, aku mencintaimu kekasih
Walau dalam keresahan dan kegelisahan hidupku
Sekarang sepi dan gelisah sendiri
Meracuni urat syarafku