Dan kenangan itu abadi seperti sebaris sajak dari episode terakhir.
EPISODE TERAKHIR DARI KENANGAN
( Cecep Samsul Hari )
Ketika waktu berhenti,
kota-kota menghapus jejak airmatamu
dengan keheningan kenangan.
Aku tak lagi mampu mengingat
kapan kisah cinta itu dimulai,
kapan selesai.
Barangkali pada sebuah senja
di bising kota asing dan kumuh,
pada beranda sebuah hotel di ujung jalan riuh.
Atau dalam kafe tanpa nama, tanpa daftar menu.
Kota-kota berangkat tua dalam batinku.
Namun senyummu abadi seperti sebaris sajak Po Chu-i.
Senja yang kusimpan dalam ingatan
kini lapuk dan berlumut.
Tetap saja sukar kubedakan
keajaiban dongeng dan kepiluan masa silam.
Ketika waktu berhenti,
kukenang kembali airmatamu yang menari:
Di situ senja yang tak terlupakan diciptakan.
Dan cinta, disapa dengan ribuan nama.
1994-2006
Cecep Syamsul Hari (CSH) lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 1 Mei, 1967.
Buku-buku puisinya yang telah dipulikasikan:
Kenang-kenangan/Remembrance (1996), Efrosina/Euphrosyne (2002, 2005), 21
Love Poems: Bilingual Edition (2006), Two Seasons: Korea in Poems
Bilingual Edition (2007). Ia juga menulis novel Soska (), cerita pendek,
dan esai. Karya-karya dipublikasikan pula pada sejumlah jurnal dan
antologi, antara lain: Heat Literary International (Sydney, Australia,
1999), Beth E. Kolko’s Writing in an Electronic World: a Rhetoric with
Readings (United States: Longman, 2000), Harry Aveling’s Secrets Need
Words: Indonesian Poetry 1966-1998 (United States: Ohio University
Press, 2001), Wasafiri (London, England, 2003), Orientierungen (Bonn,
Germany, 2/2006). Ia menerjemahkan sejumlah buku, di antaranya: Para
Pemabuk dan Putri Duyung (selected poems of Pablo Neruda, 1996); Hikayat
Kamboja (selected poems of D.J. Enright, 1996); Ringkasan Sahih Bukhari
(compilation of Bukhari’s hadis, 1997; 1100 pages); Rumah Seberang
Jalan (selected short stories of R.K. Narayan, 2002). Ia menyunting
Kisah-kisah Parsi/Persian Tales (C.A. Mees Santport and H.B. Jassin,
2000); Horison Sastra Indonesia/A Perspective of Indonesian Literature
(with Taufiq Ismail, et.al; four volumes, 2003); Horison Esai
Indonesia/A Perspective of Indonesian Essays (with Taufiq Ismail, et.al;
two volumes, 2004). Saat ini, ia adalah redaktur majalah sastra Horison
yang berdiri di Jakarta, Indonesia, sejak 1966.
0 Response to "Episode Terakhir Dari Kenangan"
Post a Comment
Terima Kasih sudah mampir