Monumen perjuangan Rawagede |
Hari masih pagi (sabtu, 2/6/12) ketika saya menelusuri jalan setapak menuju desa Balongsari Kecamatan Rawamerta Karawang. Ya, tempat itu saya tuju karena disana ada sebuah tempat bersejarah yang telah lama ingin saya kunjungi, monumen perjuangan rawagede. Mengambil rute dari Kalangsari belok ke gang ojo lalu menjumpai sasak bodas lurus terus ke Kobak karim dan melewati jalan kecil setapak berbatu. Dikiri – kanan nampak hamparan pesawahan yang hijau.
Tiba di lokasi belum ada pengunjung hanya nampak beberapa orang petugas kebersihan, penjaga gerbang dan beberapa pedagang yang mangkal di luar pagar area Monumen.
Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp. 2000 saya langsung mengeksplor setiap bagian monumen dengan kamera ponsel saya. Monumen perjuangan Rawa Gede ini berbentuk Limas segi empat yang di dalamnya berisi diorama peristiwa rawagede pada masa kolonial Belanda. Di setiap tembok sisi bagian luar terdapat relief yang juga mengisahkan perjuangan bangsa indonesia terutama masyarakat Rawagede pada masa penjajahan dulu.
Pak Iyad, petugas Kebersihan |
Setiap sudut tak luput dari jepretan kamera ponsel saya. Tepat di depan Monumen terdapat 181 makam pahlawan yang gugur pada peristiwa Rawa gede 9 Desember 1947. Sebenarnya jumlah korban pada saat itu sebanyak 431 orang hanya saja banyak jasad yang tidak di ketemukan oleh keluarganya.
“ Banyak yang hanyut terbawa air sungai “ kata pa Iyad salah seorang petugas kebersihan Monumen perjuangan Rawagede.
“ Masyarakat rawagede terutama laki-laki dikumpulkan kemudian di tembaki sama belanda “ tutur pa iyad cerita ini ia dapatkan dari ibunya.
“ Masyarakat berlari dan bersembunyi di sungai sebelah sana “ sambil menunjuk ke sebuah arah Pak Iyad antusias menceritakan kisah rawa gede pada saya. “ Tapi di sungai juga ditembakin sama belanda, itulah sebabnya kenapa banyak jasad yang ga ketemu.”
“ sebenarnya apa sih pa alasan tentara kumpeni belanda membantai masyarakat rawagede ini ? “ tanyaku polos sejarah.
“ Belanda mah sebenarnya nyari Pak Lukas.” Nah lho siapa lagi tuch pa Lukas.
“ Pak Lukas teh kapten tentara Indonesia, kusabab belanda mencari-cari kapten lukas tidak ketemu karena memang di sembunyikan sama masyarakat rawagede, akhirnya tentara belanda membabi buta nembakin siapa ajah.” Tutur pak iyad dengan logat sunda karawang yang kental.
Masih kata pak Iyad tidak banyak yang berkunjung ke monumen rawagede ini paling-paling anak sekolah. Sungguh sangat disayangkan sedikit sekali diantara kita yang memiliki minat menikmati wisata sejarah.
Atau mungkin Dinas pariwisata kab. Karawang perlu lebih mensosialisasikan Wisata sejarah yang ada di kabupaten Karawang. Banyak sekali potensi wisata sejarah di kabupaten karawang diantaranya; Tugu Kebulatan Tekad rengasdengklok, Monumen rawagede, Sasak Bodas peninggalan kereta uap, Makam Syehquro, Candi Jiwa.
Ayo wisata sejarah ke Monumen Perjuangan RawaGede Karawang.
Alamat : Desa Balongsari Kec. Rawamerta Kab. Karawang
Harga Tiket Masuk Cuma Rp. 2000.
Susana : Sejuk Rindang dan Nyaman
0 Response to "Wisata Sejarah : Monumen Perjuangan Rawagede Karawang"
Post a Comment
Terima Kasih sudah mampir