Ini sudah 20 tahun kaliii...kalau melihat tanggal di surat itu. Tapi memang terlihat sudah berubah warna meski keindahan aslinya masih terlihat. Kertasnya mulai rapuh dan teksnya mulai memudar. Berarti benar surat itu di tulis 20 tahun lalu.
" Kamu gak sedang bercanda kan..?? " tanyaku penasaran disela mereguk minuman buka puasa. Saat itu kami sedang reunian dan mengadakan acara buka bersama di rumah salah seorang teman kami. Cukup lamanya juga aku tak pernah bertemu dengannya. Hmmm terbayang nostalgia di SMP tempatku bersekolah dulu.
" Lantas kenapa kamu masih menyimpannya..aku gak kenal nama orang yang menulis surat itu, dan kenapa namaku ada disitu...." jujur aku tak ingat kejadian utuh tentang surat itu. Yang kuingat hanya sepenggal ketika seseorang menitipkan surat buat aku, kubaca dan entahlah kubuang dimana. Setelah itu temen-temen sekelas ngledikin aku, ah tau ah.dia juga kut-ikutan ngledekin aku. Oh ya 20 tahun belum ada facebook dan twitter bro.jadi mau nembak cewek kalo nggak berani langsung ya senjata andalannya pake surat. Dan aku cowok beruntung ya di tembak memakai surat tapi gak jelas siapa orangnya...ha..ha.
Eh yang lain asik ngobrol ngalor ngidul mengenang masa-masa indah di acara reunian ini. hanya aku dan Susi yang ngobrol agak serius dan kaku.
" Aku yang menulis surat itu. " suaranya pelan dan nyaris tak terdengar olehku.
" Apa ?" tanyaku agak keras. yang lain menoleh mendengar suaraku, spontan dan kaget mendengar pengakuan Susi..
Susi hendak berdiri, tapi aku memegang tangannya
"duduklah dulu ceritakanlah yang sebenarnya, agar pertemuan ini tidak menimbulkan tanda-tanya lagi bagiku. Aku cukup tersiksa dengan persahabatan kita yang aneh. Selepas SMP dan kita melanjutkan ke sekolah yang berbeda sikapmu tak pernah ramah padaku meski kita kadang dalam satu angkot, hingga lulus SMA dan kita tak pernah lagi bertegur sapa. Aku minta maaf bila aku ada salah padamu, sus "
" Surat itu aku yang menulis dengan nama samaran Kurniasih " masih dengan suara pelan dan nyaris tak terdengar.
Aku kaget mendengar pengakuannya .' Cetar' kalau istilah anak sekarang, sesuatu yang mungkin berbeda jika itu diucapkan 20 tahun yang lalu.
" tujuannya..???" aku mencoba menyelami lebih jauh isi hatinya.
" hatimu tak secerdas otakmu ya" ah mulai lagi nih gumamku.
" kau pikir apa tujuannya seorang gadis menulis surat buat cowok ? iseng..? main-main...???..dasar kurang peka.." weiiii.. sabar bu...bu sabar.... ingat usia lho..??? ha..ha... aku mencoba menetralkan suasana. Idih sifatnya masih kayak dulu. tapi itu yang kusuka dari dia.
" Ya sudah aku minta maaf ya. Andai 20 tahun yang lalu kau tulis disurat itu bukan dengan nama orang lain, pasti ceritanya kan berbeda " Tarik nafas dalam-dalam.
" karena aku yang kamu kenal ini bukan hanya sahabatmu, tapi aku mencintaimu sejak kita di kelas 2." ucapku
" jadi....?"
" aku juga mencintaimu "
beberapa menit kemudian suara yang lain memangilku
" Aa..bangun,..bangun ,...Sahur...sahur.... nanti kesiangan lho. .." Suara istriku membangunkanku.
Mimpi rupanya.
0 Response to "Surat Itu 20 Tahun Yang Lalu"
Post a Comment
Terima Kasih sudah mampir